Saturday, August 8, 2015

KISAH SEORANG KAKEK YANG MENJADI TRADER FOREX

 Saat itu, di bawah sebuah pohon yang rindang, tampaklah sekelompok anak muda sedang belajar trading forex. Mereka sangat santai tetapi serius menyimak pelajaran yang diberikan oleh sang guru Di antara anak-anak itu, terlihat seorang kakek duduk di sana. Sepertinya kakek itu juga seorang guru (kita panggila saja Opa Andi ya). Opa Andi  ini juga ingin sekali untuk  belajar trading bersama dengan anak-anak muda itu... Ingin bersenda gurau dan seirus untuk mendengar kata sang guru.

Setelah pelajaran, seorang pemuda menghampiri dan bertanya kepada Opa Andi, katanya Opa, Bukankah Opa juga seorang guru?”

Jawab Opa Andi, “Bukan, aku bukan seorang guru. Aku juga sedang belajar koch, sama dengan kalian hai anak muda”.

“Lho, memangnya, berapa umur Opa Andi?” demikian anak muda itu.

“Umur kakek tahun ini, tepat 65 tahun.”

“Ah…, Opa Andi  bercanda! Perkiraanku, umur kakek baru 18 tahunan… hehehehe.. Eh, sudah berapa lama menjadi trader Opa?”

"Saya baru seminggu, anak muda...!"

"Hahahahaaa... guru Green Heart, apakah benar si kakek ini baru trading selama seminggu?" tanya sang murid kepada gurunya.

"Huaahahhahahaa... dia sebenarnya sudah lama trading, bahkan lebih lama dibanding saya." jawab Geen Heart.

"Eit-eit.. kenapa dia bilang baru seminggu?"... anak-anak ingin tahu yang sebenarnya.

"Opa, mengapa Opa bilang baru seminggu, padahal kata guru, Opa Andi ini  telah trading telah lama?"

“Ha ha ha, gak aneh anak muda! Gurumu itu, juga guruku... Aku trading sudah lama, tapi aku belum menjadi seorang trader... baru merasa menjadi ....tetapi belum jadi. Namun aku baru memberikan bukti terhadap diriku sendiri, bahwa dalam seminggu inilah aku berhasil menjadi trader."

"Koq begitu, Opa?"

Berkisah Opa Andi secara panjang “Tepatnya sudah 4 tahun saya belajar trading, tetapi tidak ada yang aku banggakan, dan pun sesungguhnya, keberhasilan trading itu bukan untuk bangga-bangga an. Tidak ada yang layak untuk dibanggakan, meski kita telah menjadi raja trading sekalipun. Karena, itu hanya soal waktu... Dalam sejarah, tidak ada sukses yang konsisten sempurna, tetapi seiring dengan hukum alam, ada naik turun, loss dan profit, Deposit dan WD, Mungkin akan bangga menjadi legenda... tetapi itu pun pada saatnya, lama-lama yang meng-elu-elukan juga capek sendiri.....pada akhirnya pun trader akan mati...dikubur hihihihiiii.... Anehnya, banyak trader yang baru tiga bulan belajar mengaku sudah 3 tahun...hihihihii... bagaimana kalau sudah setahun nanti.... Kalau saya, bener-bener saya akui...Saya baru seminggu ini menjadi trader, dik... sebelumnya saya hanya pecundang kere hehehehehee...!

Si pemuda menunjukkan wajah kebingungan. Ia pun bertanya, “Apa maksudnya, Opa?”

Sambil menghela napas panjang Opa Andi  menjawab, “Menguasai Forex memerlukan proses yang cukup panjang serta membutuhkan waktu dan tenaga (juga uang bagi yang mengakses lewat warnet) untuk mempelajarinya. Jika tujuan seseorang untuk dapat uang secara cepat, maka tidak ketemu antara keinginan dengan kenyataan. Forex adalah pekerjaan dengan otak bukan dengan otot. Kalau pekerjaan dengan otot (seperti ngojek, jadi tukang parkir, kuli, dsb) uang lebih cepat datang ttp segitu-segitu aja dapatnya (kecuali jadi maling atau garong). Kalau pekerjaan dengan otak, mulainya loss atau sedikit, lama-lama jadi bukit. Itupun kalau mampu mempertahankan profit yang sudah ada. Jadi, mereka yang ingin buru-buru dapat uang banyak, berakhir akan gagal (meski pelan-pelan juga duitnya hilang). Pokoknya, menjadi trader capek dan stress di jalan....

-HARI-HARI TUJUAN TRADINGNYA ADALAH MENGEMBALIKAN MODAL-

Tetapi sayangnya, gak balik-balik tuh duit......

Itulah yang terjadi pada saya, beberapa tahun ini, layakkah aku menyebut diri saya seorang trader?"

"Iya Opa... Lanjutkan!"

Begitu mulai di forex, seseorang akan sangat bersemangat. saya termasuknya.... tak ada yang menggantikan semangat itu... hahahaaa... Kemudian, mengumpulkan banyak informasi, ebook, mengumpulkan indikator, EA bahkan jadi kolektor... Ketika mencoba suatu metode/sistem/strategi, tetapi hasilnya kurang memuaskan atau bahkan loss, saya langsung mengganti dengan metode/sistem/strategi lain tanpa memberikan kesempatan/waktu lebih lama kepada metode/sistem/strategi yang sebelumnya. Ketika sudah berkali-kali ganti metode/sistem/strategi tetapi belum juga mendapatkan hasil, maka timbul kebosanan dan ingin pergi meninggalkan forex. tetapi terlanjur hutang membengkak gara-gara trading... hihihiii.. Jadi mau meninggalkan bagaimana? Aku sudah tua, mau kerja kovensional apa... karena tanggungan setoranku seperti anggota DPR heheheee... Lha, seperti itulah kira-kira  begitu masak aku harus mengaku dengan bangga menyebut "aku seorang trader"?

Makanya sekarang aku malu kepada diri saya sendiri... kalau mau upload profit atau upload tentang WD, di FB...Yang aku ingat, bukan saya lagi profit, tapi teringat loss-ku masih lebih banyak.... Saya butuh fokus untuk mengumpulkan kekuatan untuk lebih sukses..tanpa menyinggung yg lain. Mau upload profit, eh siapa tahu  saat itu lagi ada yg loss... Mau upload WD, eh siapa tahu saat itu lagi ada yg MC....!"

"Opa masih FB-an?"

"Iya, dibikinkan akun FB sama cucuku Maxi Trader.  Dimarahin cucuku ntar kalau gak FB-an. Katanya agar silaturahim selalu terjalin sama cucuku...dan kawan-kawan."


"Hohohoho... Setiap trader memang selalu memiliki karakteristik  dn alasan masing-masing ya Opa?"

"Ya, mungkin ada juga trader seangkatan Opa yang memiliki alasan berbeda... Mereka yang berpendidikan tinggi atau sudah punya jabatan tinggi : merasa diri pintar. Karena merasa pintar, tidak mau belajar dari orang lain, tidak mau ikutan forum, malu bertanya pertanyaan bodoh (soalnya menganggap diri pintar), coba-coba metode sendiri tanpa pengalaman dan pengetahuan yang mendalam (kalau perlu melawan trend yang sedang berjalan), dsb. Ketika gagal lebih banyak daripada berhasilnya, ia mencari-cari alasan untuk diri sendiri : saya kan sudah berhasil di pekerjaan sekarang, di forex nggak berhasil nggak apa-apa. Forex buat main-main aja, mengikuti arus zaman.... ah yang penting kan saya pejabat yang menjadi trader... hihihihi...

Ada lagi, kita tahu belajar forex seperti belajar di sekolah, mulai dari playgroup, TK, SD, SMP, SMA, Universitas. Dimulai dari istilah, cara trading, money management, sampai teknik trading yang canggih-canggih. Nah, banyak newbie, baru di playgroup kemudian loncat mau belajar pelajaran SMA, gara-gara melihat di forum ada master yang menyebutkan keberhasilan yang didapat dengan suatu metode/sistem. Akibatnya ya stress, mau bisa cepat, tetapi belum mampu. Memaksakan trading... hari demi hari, bulan berganti bulan... rajin deposit dan tidak pernah WD (atau jarang).

Belum benar-benar mengenal basic forex, sudah langsung trading dgn berbagai indikator yang canggih-canggih (maksud hati mungkin mau ikut para master, apa daya kapabilitas belum sampai). Mereka sudah coba-coba pakai indikator macam-macam, tetapi ketika buka buku lagi, baru sadar diri, masalah contract size sama leverage saja masih pakai mikir lama, bikin trenline gak bisa. Menaruh modal, gak ketulungan banyaknya... duit investor, pula... hihhihihiiiii....

Terserahlah mereka... kalau saya terusin malah jadi "ngrasani" mereka. Tapi yang jelas, beberapa tahun ini, saya bener-bener gak layak untuk menyebut diri ini seorang trader. Malu.....!"

"Opa Andi, mengapa Anda mengatakan baru seminggu ini menjadi trader, dan sepertinya yakin banget?"

"Hohohohohooo... Karena dalam seminggu ini saya baru sadar:

    Tak ada satupun analisa/indikator yang bisa menebak secara tepat apa yang akan terjadi di masa depan.........
    Kita hanya berusaha dengan bantuan analisa ilmu pengetahuan...baik fundamental maupun tekhnikal...kemudian kita menerima konsekuensinya dengan rasa syukur dan ikhlas.
    Relativitas milik kita dalam ketidakseimbangan yang berteraturan...
    Dari dulu, saya paham tentang disiplin, tetapi baru seminggu ini saya mempraktekkannya..
    Dari dulu, saya paham tentang bahaya serakah dan balas dendam, tetapi baru seminggu ini saya meninggalkannya...
    Dari dulu saya paham untuk menjauhi 'tangan gatal', tetapi baru seminggu ini saya mengelolanya.....
    Dari dulu saya mengerti, money management harus ada ukuran seiring dengan kemahiran, tetapi baru seminggu ini saya mentaatinya."

"Opa?"

"Sudahlah anak muda...!"

"Angkat aku jadi muridmu, Opa...!"

"Hohohohohoooo... Kamu mau belajar kepada seorang trader yang baru seminggu menjadi trader?"

"Iya, guru...!"

"Hohohohoho.. Cobalah, lakukan seminggu kedepan seperti yang aku lakukan, kemudian..konsisten. Silahkan Anda berguru kepada diri sendiri...! hohohohohooo... Ayo guru Green Heart, saya undang makan-makan di rumah, saya kemarin WD...dan ingin menjamu Anda. Biarlah murid-muridmu disini dulu, ben mikir.. betapa beratnya menjadi trader... hohohohoo..."

"Whuahahahahhaaaa.... Ada-ada aja Opa Andi  ini.. Ayolah Opa.. makan-makan..." kata guru Green Heart, bahkan menggandeng mesra Opa Andi.

Si Opa, ya cuma senyum-seunyum... merasakan pembaca cemburu melihat kemesraan Opa Andi sama gurunya ini... Dan pasti Opa Andi agak GR, tentu banyak pembaca yang ingin berguru padanya... tapi saya tahu, dia sudah punya jawaban: "Hohohohoho.. Cobalah, lakukan seminggu kedepan seperti yang aku lakukan, kemudian..konsisten.. Silahkan Anda berguru kepada diri sendiri...! hohohohohooo..."

Kabar baiknya Anda bisa..!
Kisah yang dimodifikasi

2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Banyak trader menyepelekan aspek psikologi dalam trading. Padahal emosi yang tidak terjaga bisa menghancurkan kinerja trading. Emosi keserakahan dan ketakutan sangat mempengaruhi kinerja trading. Banyak kasus trading yang semula mulus, akhirnya berakhir berantakan karena faktor emosi.

    ReplyDelete