Thursday, October 1, 2015

JODY SAMUELS: CONTOH TRADER FOREX WANITA YANG SUKSES

Sebuah cerita tentang trader forex yang bernama Jody Samuels. Jody Samuel adalah seorang  trader yang terjun di dunia trading sejak 1979. Saat ini Jody menjadi trader retail sekaligus pendiri FXTrader's EDGE. Ia juga mengisi kegiatan coaching di perusahaan tersebut dengan memberikan pelatihan trading dari sudut pandang analisis Elliot Wave. Dengan pengalamannya selama lebih dari 25 tahun, Jody Samuels adalah bukti lain dari trader wanita yang berhasil sukses dan bertahan di bidang ini. Bagaimanakan kisah lengkapnya?

Berawal Dari Magang

Jody Samuels mulai tertarik mendalami forex saat ia sedang magang di sebuah bank di Norwegia. Semasa kuliah di Unversity of Pennsylvania, Jody bergabung dengan AIESEC, suatu organisasi kemahasiswaan yang membantunya mendapatkan posisi magang di luar negeri. Ia ditempatkan di departemen arbitrase (forex) dan langsung tertarik untuk menekuni pekerjaannya sebagai operator telex dan pencatat quote harga di pasar interbank. Saking senangnya dengan pekerjaan tersebut, Jody bahkan memperpanjang masa magangnya sampai 3½ bulan, dan sesudahnya melamar kerja di JP Morgan.

Ratu "Poundsterling"
Lewat posisinya di JP Morgan, Jody Samuels menjadi satu-satunya wanita yang bertrading GBP/USD di pasar interbank pada masa itu (1979). Ia juga dijuluki sebagai Queen of the Quid, atau Ratunya "Poundsterling". Jody tak terlalu memikirkan permasalahan gender, karena latar belakang pendidikannya di jenjang perkuliahan telah mempersiapkan dirinya untuk bersaing di bidang yang saat itu masih didominasi oleh para pria.
 

Ia juga tak mempersoalkan persaingan diantara sesama trader wanita. Baginya, musuh yang patut dihadapi adalah dirinya sendiri. Ia selalu memiliki target untuk mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya. "Saya berkompetisi dengan diri saya sendiri, untuk melihat berapa hari dalam sebulan saya bisa membukukan kemenangan. Tujuan yang saya inginkan adalah, untuk mencapai satu bulan penuh kemenangan." demikian ungkapnya. 

Transisi Ke Trading Retail
Kepercayaan diri adalah salah satu tantangan terbesar bagi Jody Samuels saat ia beralih menjadi trader retail. Hal tersebut wajar, mengingat lengkapnya dukungan yang ia terima sewaktu menjadi trader institusional di JP Morgan. Bayangkan saja, ia mempunyai banyak sumber data, ahli strategi, dan trader lain yang selalu siap membantunya. Semua dukungan itu tak lagi didapatnya saat pindah ke trading retail. Jody baru mendapat pencerahan setelah menanamkan keyakinan bahwa ia masih akan sanggup meraih kesuksesan tanpa dukungan dari semua alat bantu itu. Ia kemudian belajar dengan beberapa trader independen sukses yang kemudian menjadi mentornya.

Plus Minus Trader Retail
Menurut Jody, menjadi trader retail tidak selamanya menguntungkan. Keberadaan leverage yang tinggi justru merugikan trader, karena kemudahan membuka akun dengan leverage tinggi dan kapital rendah cenderung membuat mereka lebih cepat untuk kehilangan modal. Walaupun demikian, sistem informasi yang kian transparan di era ini dianggapnya dapat memberikan keuntungan bagi trader retail.

Leverage yang tinggi menyebabkan trader retail cepat kehilangan modal

Kemudahan akses informasi data yang sangat mudah dan murah saat ini, tidak lantas menjamin kesuksesan karir trader retail. "Bagaimanapun, cara belajar adalah kuncinya. Untuk menjadikan trading sebagai profesi tentu butuh waktu. Belajar langsung dari mentor yang berpengalaman merupakan hal penting," begitulah pendapatnya.

Kunci Sukses Jody Samuels: Manajemen Emosi Dan Elliot Wave

Belajar dari pengalamannya di masa lalu, Jody Samuels mengutamakan pentingnya kontrol emosi dalam trading. Dari segi teknikal, Elliot Wave selalu dipilihnya sebagai metode analisis teknikal yang tak pernah absen mendampinginya.

Keseimbangan Fear Dan Greed
Bagi Anda yang masih mengkhawatirkan tentang emosi trading yang belum matang, Anda tak perlu cemas. Semua trader pernah mengalaminya, bahkan yang sudah sekelas Jody Samuels sekalipun. Di awal karirnya, Jody mengaku sering terbawa emosi yang naik turun akibat volatilitas pasar. Ia kemudian menanamkan fokus untuk membatasi pembawaan emosi yang bersifat ekstrim. Rahasianya adalah untuk bisa memposisikan mental trading pada poin keseimbangan antara emosi fear (ketakutan) dan greed (keserakahan).

Resep itu kemudian ia bagi-bagikan pada muridnya. Dari sekian banyak jenis emosi trading yang dikeluhkan muridnya, tak ada satupun yang belum pernah dialaminya. Ya, Jody Samuels memang banyak menjadikan pengalaman sebagai bahan pelajaran untuk mendidik murid-muridnya. Sebagai mentor, ia senang bisa memberikan pengajaran secara ekslusif melalui FX Trader's EDGE. Uniknya, Jody mengusung kemampuan berbisnis dan pembentukan kebiasaan sebagai konsep ilmu trading yang ia ajarkan. "Dengan mengajarkan tentang nuansa berbisnis dan bagaimana kita melihat siklus market akan membuat perbedaan yang berarti untuk hasil trading," demikian menurutnya. 

Elliot Wave Adalah Serpihan Trading Yang Hilang
Jody Samuels pertama kali diperkenalkan dengan Elliot Wave oleh salah satu analis teknikal saat masih bekerja sebagai trader institusional. Ia begitu terkesima dengan penjelasan sang analis tentang bias harian beserta hitungan Elliot Wave dan teknik-teknik lain yang mampu dijabarkannya. Selepas dari pekerjaannya di bank, Jody mempelajari dan menguasai teknik analisis dengan Elliot Wave untuk keperluan tradingnya sendiri. Saking cintanya Jody dengan Elliot Wave, ia tak bisa lepas dari penggunaan Elliot Wave setiap kali bertrading.
Tak hanya menggunakan Elliot Wave untuk keperluannya sendiri, Jody juga mengajarkan cara analisanya pada trader lain yang berada di bawah bimbingannya. Seringkali, trader-trader yang diajarinya menganggap Elliot Wave sebagai "serpihan yang hilang". Dalam artian lain, jika kita menganggap trading sebagai suatu puzzle yang misterius, maka Elliot Wave adalah kepingan yang mampu memecahkan persoalan tersebut. Jody secara eksplisit menyatakan bahwa, "Analisis Elliot Wave dapat digunakan sebagai lapisan atas dari strategi apapun yang digunakan trader untuk mencari titik entry dan exit. Teknik ini juga berfungsi sebagai peta, yang mempermudah trader untuk mengenali target dan melihat gambaran pergerakan harga secara garis besar."

Trader Pria Dan Wanita Sebenarnya Sama Saja

Jody Samuels hanya menyebut "intuisi" sebagai satu-satunya hal yang membedakan trader pria dan wanita. Menurutnya, trader wanita lebih peka dalam berintuisi untuk memprediksikan naik turunnya market. Walaupun ia sempat menyetujui kecenderungan para wanita untuk menjadi trader yang lebih konservatif, namun ia juga tak menutup kemungkinan tentang adanya trader wanita yang lebih agresif.

Hal ini cukup bertentangan dengan 2 trader wanita yang penah kita bahas sebelumnya, Kathy Lien dan Valeria Bednarik. Mereka justru mengamini adanya perbedaan antara trader pria dan wanita dalam hal pengambilan resiko, kesabaran, dan konsistensi belajar. Lalu, apa alasan Jody Samuels untuk menentang anggapan umum tersebut?

Lebih Baik Temukan Jalan Tengah
Dalam interview bersama FXStreet, Jody mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap pandangan tentang para wanita yang berpotensi lebih sukses karena 3 hal, yaitu: cenderung menghindari resiko, bersabar, dan lebih tekun belajar. Terlalu menghindari resiko dianggapnya sebagai hal yang kurang menguntungkan. "Saya tidak setuju jika semua wanita dianggap memiliki 3 hal tersebut. Lagipula, terlalu menghindari resiko mungkin bisa menjamin karir trader dalam jangka panjang, namun penting juga untuk menjadi pengambil resiko yang berani dalam bisnis trading apapun, termasuk forex. Daripada terlalu menekankan sikap yang konservatif, lebih baik mencari jalan tengah antara sikap konservatif dan agresif." demikian pendapatnya.

Untuk bisa mencapai perolehan yang optimal dan perhitungan resiko yang realistis, trader sebaiknya menemukan jalan tengah antara sikap konservatif dan agresif

Jody juga menambahkan ketidakyakinannya terhadap opini yang menyebutkan bahwa trader wanita bisa lebih bersabar dari trader pria. Kenyataannya, ia banyak mengenal trader pria yang memiliki kesabaran jauh lebih baik dari para wanita. Selain itu, ia juga menekankan bahwa setiap trader memiliki cara belajarnya masing-masing. "Kita tidak bisa mengkotak-kotakkan kemampuan belajar trader dari gendernya. Sebagai contoh, saya telah banyak mengajar trader wanita yang sangat rajin dalam belajar, juga trader pria yang tekun dan teliti." demikian sebutnya.

Kesuksesan Tergantung Dari Niat
Jody Samuels berbicara dari pengalaman, bahwa 3 hal yang dapat menjadi penentu kesuksesan trader tidak dibedakan dari penggolongan gender. "Jika seorang trader sudah berniat untuk sukses, maka ia, tidak peduli apapun gendernya, akan berusaha sebaik mungkin untuk belajar, berlatih, dan mengembangkan dirinya." begitulah pendapatnya.

Pelajaran Dari Jody Samuels
Dari kisah dan pengalaman Jody di atas, ada 4 hal yang bisa kita jadikan pelajaran:
  1. Kepercayaan diri adalah faktor penting untuk membangun keberhasilan. Jody Samuels berhasil bangkit dari keragu-raguannya saat bertransisi menjadi trader retail, dan menemukan semangat untuk belajar lagi dengan para mentor trading. Menemukan pembimbing yang tepat adalah unsur terpenting karena trader retail memang memerlukan panduan dari seorang ahli, bahkan untuk seukuran Jody Samuels yang sebelumnya telah berpengalaman sebagai trader institusional.
  2. Temukan suatu metode analisis, lalu pahami, pelajari, dan kuasai tekniknya. Satu hal yang selalu konsisten diterapkan oleh Jody Samuels adalah analisis Elliot Wave. Anda bisa memilih untuk menjadi pengikut Elliot Wave, atau mencari strategi lain yang dirasa lebih cocok. Yang terpenting, strategi acuan Anda harus benar-benar Anda mengerti dan kuasai.
  3. Cari titik keseimbangan untuk mengontrol emosi dan menemukan gaya bertrading. Ketakutan atau keserakahan yang terlalu berpengaruh akan memberikan efek buruk. Anda dapat menkondisikan emosi Anda untuk berada dalam posisi yang netral, agar tak ada yang terlalu mendominasi di antara keduanya. Begitu pula dengan gaya trading. Terlalu berani mengambil resiko akan mengantarkan Anda lebih cepat pada margin call, namun terlalu sering menghindarinya juga tak akan membawa progres yang menjanjikan. Untuk itu, mencari titik temu antara sikap konservatif dan agresif dapat menjadi solusi yang dapat diandalkan.
  4. Gender tidak ada hubungannya dengan potensi kesuksesan; keyakinan dan usaha-lah yang menjadi penentu. Untuk calon trader yang ingin meraih sukses di trading forex, tak perlu melihat gender sebagai indikator keberhasilan. Cukup jalani prosesnya dengan penuh keyakinan dan usaha, maka hasilnya akan berbuah manis.
Sumber asli: seputarforex.com/artikel/forex/

3 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete