Monday, May 1, 2017

Menempatkan Stop Loss & Take Profit dengan Indikator ATR

Bingung dalam menentukan Stop Loss dalam kegiatan trading Anda? Harapanku, artikel ini dapat  membantu Anda dalam aktivitas trading Anda. Ya, soalnya begini teman, seorang trader harus memiliki strategi yang baik dalam menerapkan manajemen resiko.


Pertanyaanku yang pertama adalah apakah seorang trader diharuskan untuk menempatkan Stop Loss dalam sebuah OP? Teorinya bilang begitu teman. Seorang trader seharusnya menggunakan fasilitas Stop Loss untuk membatasi kerugian yang mungkin terjadi karena pergerakan harga  berlawanan arah dengan analisis dan keputusan yang order telah dibuat. Misalnya Tono  sudah menganalisis   berbagai indikator yang digunakan dan lalu memutuskan untuk melakukan order buy pada mata uang EUR/USD dan  ternyata harga bukannya bergerak menguat sesuai dengan prediksinya, tetapi sebaliknya melemah dan terus melemah. Ini akan membawa petaka kerugian yang besar bila Tono tidak membatasi kerugian yang akan terjadi karena pergerakan harga yang berlawanan arah tersebut.

Pertanyaan kedua, berapa point  Stop Loss yang tepat untuk membatasi kerugian dalam sebuah  order? Menurut saya hal ini relatif, sesuai dengan kebijakan masing-masing trader, namun penempatan stop-loss yang terlalu dekat seringkali berakhir dengan “tragis”, yaitu ketika harga menyentuh level stop-loss – benar-benar hanya menyentuh, tidak tembus – lalu kemudian tanpa basa-basi langsung berbalik arah, justru sesuai dengan arah posisi transaksi sebelumnya. Pengalaman yang menyakitkan, sehingga seringkali menggiring mindset para trader untuk tidak memasang stop-loss sama sekali. Padahal ini berbahaya.

Penempatan SL dapat kita lakukan  sesuai dengan beberapa indicator seperti  menggunakan titik  support dan resistance, perhitungan pivot, Fibonacci retracement, dan lain-lain. Namun hari ini saya ingin sharekan sebuah analisis berdasarkan indikator ATR atau Average True Range untuk menentukan Stop Loss dan Take Profit.  

Apa itu ATR?

ATR diperkenalkan oleh Welles Wilder di bukunya yang berjudul “New Concepts in Technical Trading Systems”,  berfungsi untuk “mengukur” volatilitas pasar.
Seorang trader dapat menggunakan indicator ATR untuk menentukan berapa besar stop-loss.


Cara memasang indikator ATR:

Gambar 1

Tampilannya di bawah ini:

Gambar 2
Indikator yang berada di bawah chart itulah ATR. Coba perhatikan nilainya yang saya lingkari yaitu terdapat angka 0,00122 Itulah nilai ATR pada saat itu. Angka inilah yang kita jadikan acuan untuk menentukan level stop-loss, bahkan juga bisa dipergunakan untuk menentukan level take-profit.

Cara membaca angka 0.00122  berarti bahwa range harga rata-rata adalah 12.2 pips (quote harga 5 desimal). Dengan kata lain, jika ATR kita plot di chart 1 jam-an (H1/hourly) dengan periode 14, itu artinya range rata-rata dalam 14 jam terakhir adalah sekitar 12.2 pips.

Lalu bagaimana selanjutnya?
Sebagai trader, Anda disarankan untuk  melihat nilai ATR terakhir, Seperti contoh di atas, nilai ATR adalah 0.00122. Untuk menentukan di level berapa stop-loss harus kita tempatkan, Anda dapat  mengalikan nilai tersebut dengan dua (2). Artinya, dengan pembacaan nilai ATR seperti di atas, level stop-loss bisa Anda tempatkan sejauh 2×12.2, yaitu 24.4  pips (quote harga dengan 5 desimal).

Misalnya: Anda membuka posisi SELL GBP/USD di harga 1.2555, maka berdasarkan ATR Anda bisa menempatkan level stop-loss sejauh 24.4  pips di atas 1.2555, yaitu di level 1.25924.

Lalu di mana sebaiknya level take-profit Anda tempatkan?
Perhitungannya sama, tinggal kalikan nilai ATR dengan dua. Dengan demikian, Anda bisa menempatkan level take-profit sejauh 24.4 pips di bawah 1.50794, yaitu di level 1.25306.

Dengan mempergunakan strategi ini, berarti risk-reward-ratio yang Anda terapkan dalam trading forex Anda adalah 1:1. Nah, jika Anda ingin menerapkan reward yang lebih besar daripada risk, Anda bisa memperbesar faktor pengali untuk menetapkan take-profit, misalnya 2,5 kali nilai ATR. @@@ blog terkait untuk belajar forex 

Silahkan dicoba
===================
Penulis: Stefan Sikone, MM adalah  Guru Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) di sebuah SMA di Kabupaten Semarang, Penulis  dan Praktisi Bisnis Online Trading Forex.

3 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Kab.semarangnya tepatnya didaerah mana pak, sama saya juga dari kab.semarang sapa tau dekat saya bisa belajar sama bapak

    ReplyDelete