Ketika internet makin berkembang
seperti sekarang ini baik dalam jumlah pengguna maupun dari segi teknologi ,
forex makin menjadi konsumsi para netter, minimal bersentuhan dengan informasi
tentang forex di media-media online seperti facebook atau twitter dan lain
sebagainya.
Sebagai seorang trader yang sudah
mengalami suka dan duka trading forex, penulis setuju dengan pendapat bahwa
forex itu high risk high return.
Lebih dari sekedar investasi,
penulis berpendapat forex itu merupakan lahan kerja bagi semua orang yang
memenuhi syarat untuk memasukinya.
Kalau forex itu sebagai investasi
maka sebagai seorang investor yang profesional seharusnya melihat investasi itu
tidak hanya dari segi keuntungannya saja, tetapi mempertimbangkan banyak hal
termasuk melihat resiko yang akan muncul kelak, FOREX Trading adalah salah satu bentuk investasi
yang beresiko sangat tinggi tetapi juga merupakan investasi dengan pengembalian
yang sangat tinggi bahasa kerennya sih High
Risk-High Return Investment.
Karena FOREX Trading tergolong dalam kelompok High Risk-High Return Investment, maka dalam mempelajarinya tidak
dapat di pisahkan antara satu dengan yang lainnya, antara resiko ( Risk ) dan
imbal balik profitnya ( Return ), kedua duanya harus di ketahui dan di bahas
bersama sama.
Kita muali
dari Resikonya dulu ya…!
Bagaimana FOREX Trading dapat menjadi High Risk Invesment…?
Contoh 1 :
Seorang
yang bernama Pak Arman melakukan investasi melalui FOREX Tradingdengan
modal $150, Pak Armanmembeli atau Open Posisi buy EUR/USD 1.5000 sebanyak 1
lot, anggap saja 1 lot=$100, itu artinya sisa modal Pak Armansekarang adalah
$150-$100=$50, sisa modal tersebut yang akan di gunakan oleh Pak Armanuntuk
menahan loss kalau seandainya berlawan arah dengan Open Posisi Buy ( Sell )
yang dia lakukan.
Pada
kenyataan benar benar terjadi Chart bergerak berlawan arah dengan Open Posisi
Buy yang di lakukan oleh Pak Armanbahkan sudah turun sampai dengan nilai 1.4950
(50 pips, 1 pips = $1), itu artinya dalam hitungan jam Pak Armantelah
kehilangan $50 ( 50 pips * $1= $50 ) dan yang lebih parah lagi system akan
menutup otomatis posisi yang terbuka karena sudah tidak ada Jaminan Modal,
proses penutupan ini yang di namakan Margin Call sesuatu yang sangat menakutkan
bagi seorang FOREX Trader.
Sekejam
itu berinvestasi di FOREX
Trading..?, ya demikian adanya, anda bisa kehilangan modal anda hanya dalam
hitungan jam, menit, seram juga ya..? Dari cerita Pak Armandi atas bisa di
pahami bahwa FOREX Trading benar benar High Risk Investment.
Bagaimana
FOREX Trading dapat menjadi High
Return Invesment…?
Contoh 2 :
Seorang
yang bernama Pak Armanmelakukan investasi melalui FOREX Tradingdengan modal $150,
Pak Arman membeli atau Open Posisi Buy EUR/USD 1.5000 sebanyak 1 lot, anggap
saja 1 lot=$100, itu artinya sisa modal Pak Arman sekarang adalah
$150-$100=$50, sisa modal tersebut yang akan di gunakan oleh Armanuntuk menahan
loss kalau seandainya berlawan arah dengan Open Posisi Buy ( Sell ) yang dia
lakukan.
Pada
kenyataannya benar benar terjadi Chart bergerak sesuai dengan prediksi Open Posisi
Pak Armanyaitu Buy EUR/USD, bahkan hanya beberapa jam kemudian harga
sudah berada pada level 1.5050, itu artinya Pak Arman sudah mendapatkan
keuntungan sebesar $50 ( 50 pips * $1= $50 ) hanya dalam beberapa Jam, kalau
lihat dari presentasi maka modal Pak Arman telah bertambah sebesar 33%,
hebatkan…?
Dari
cerita Pak Arman di atas bisa di pahami bahwa FOREX
Trading benar benar High
Return Investment, dengan peluang keuntungan yang sangat besar maka tidak heran
kalau FOREX Trading merupakan jenis Investasi yang sangat
diminati banyak orang saat ini, bagaimana dengan anda….?
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteCatat rekam jejak trading, pelajari apa yang bisa ditingkatkan. Trader yang sukses biasanya membuat catatan, jurnal aktivitas perdagangan di mana ia dengan hati-hati mencari tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak. Dengan menggunakan jurnal, Anda akan tahu kelemahan yang perlu diperbaiki.
ReplyDelete