Sebuah cerita tentang trader forex yang bernama Jody Samuels. Jody Samuel adalah seorang trader yang terjun di dunia trading sejak
1979. Saat ini Jody menjadi trader retail sekaligus pendiri FXTrader's EDGE. Ia
juga mengisi kegiatan coaching di perusahaan tersebut dengan memberikan pelatihan trading dari
sudut pandang analisis Elliot Wave. Dengan pengalamannya selama lebih dari 25
tahun, Jody Samuels adalah bukti lain dari trader wanita yang berhasil sukses
dan bertahan di bidang ini. Bagaimanakan kisah lengkapnya?
Berawal Dari Magang
Jody Samuels mulai tertarik mendalami forex saat
ia sedang magang di sebuah bank di Norwegia. Semasa kuliah di Unversity of
Pennsylvania, Jody bergabung dengan AIESEC, suatu organisasi kemahasiswaan yang
membantunya mendapatkan posisi magang di luar negeri. Ia ditempatkan di
departemen arbitrase (forex) dan langsung tertarik untuk menekuni pekerjaannya
sebagai operator telex dan pencatat quote harga di pasar interbank. Saking
senangnya dengan pekerjaan tersebut, Jody bahkan memperpanjang masa magangnya
sampai 3½ bulan, dan sesudahnya melamar kerja di JP Morgan.
Ratu "Poundsterling"
Lewat posisinya di JP Morgan, Jody Samuels menjadi satu-satunya wanita yang bertrading GBP/USD di pasar interbank pada masa itu (1979). Ia juga dijuluki sebagai Queen of the Quid, atau Ratunya "Poundsterling". Jody tak terlalu memikirkan permasalahan gender, karena latar belakang pendidikannya di jenjang perkuliahan telah mempersiapkan dirinya untuk bersaing di bidang yang saat itu masih didominasi oleh para pria.
Ia juga tak mempersoalkan persaingan diantara sesama trader wanita. Baginya,
musuh yang patut dihadapi adalah dirinya sendiri. Ia selalu memiliki target
untuk mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya. "Saya berkompetisi
dengan diri saya sendiri, untuk melihat berapa hari dalam sebulan saya bisa
membukukan kemenangan. Tujuan yang saya inginkan adalah, untuk mencapai satu
bulan penuh kemenangan." demikian ungkapnya.
Transisi Ke Trading Retail
Kepercayaan diri adalah salah satu tantangan terbesar bagi Jody Samuels saat ia
beralih menjadi trader retail. Hal tersebut wajar, mengingat lengkapnya
dukungan yang ia terima sewaktu menjadi trader institusional di JP Morgan.
Bayangkan saja, ia mempunyai banyak sumber data, ahli strategi, dan trader lain
yang selalu siap membantunya. Semua dukungan itu tak lagi didapatnya saat
pindah ke trading retail. Jody baru mendapat pencerahan setelah menanamkan
keyakinan bahwa ia masih akan sanggup meraih kesuksesan tanpa dukungan dari
semua alat bantu itu. Ia kemudian belajar dengan beberapa trader independen
sukses yang kemudian menjadi mentornya.
Plus Minus Trader Retail
Menurut Jody, menjadi trader retail tidak selamanya menguntungkan. Keberadaan
leverage yang tinggi justru merugikan trader, karena kemudahan membuka akun
dengan leverage tinggi dan kapital rendah cenderung membuat mereka lebih cepat
untuk kehilangan modal. Walaupun demikian, sistem informasi yang kian
transparan di era ini dianggapnya dapat memberikan keuntungan bagi trader
retail.
Leverage yang tinggi
menyebabkan trader retail cepat kehilangan modal
Kemudahan akses informasi data yang sangat mudah dan murah saat ini, tidak
lantas menjamin kesuksesan karir trader retail. "Bagaimanapun, cara
belajar adalah kuncinya. Untuk menjadikan trading sebagai profesi tentu butuh
waktu. Belajar langsung dari mentor yang berpengalaman merupakan hal
penting," begitulah pendapatnya.
Kunci Sukses Jody
Samuels: Manajemen Emosi Dan Elliot Wave
Belajar dari pengalamannya di masa lalu, Jody
Samuels mengutamakan pentingnya kontrol emosi dalam
trading. Dari segi teknikal, Elliot
Wave selalu dipilihnya sebagai metode analisis teknikal yang tak pernah absen
mendampinginya.
Keseimbangan Fear Dan Greed
Bagi Anda yang masih mengkhawatirkan tentang emosi trading yang belum matang,
Anda tak perlu cemas. Semua trader pernah mengalaminya, bahkan yang sudah
sekelas Jody Samuels sekalipun. Di awal karirnya, Jody mengaku sering terbawa
emosi yang naik turun akibat volatilitas pasar. Ia kemudian menanamkan fokus
untuk membatasi pembawaan emosi yang bersifat ekstrim. Rahasianya adalah untuk
bisa memposisikan mental trading pada poin keseimbangan antara emosi fear (ketakutan) dan greed (keserakahan).
Resep itu kemudian ia bagi-bagikan pada muridnya. Dari sekian banyak jenis
emosi trading yang dikeluhkan muridnya, tak ada satupun yang belum pernah
dialaminya. Ya, Jody Samuels memang banyak menjadikan pengalaman sebagai bahan
pelajaran untuk mendidik murid-muridnya. Sebagai mentor, ia senang bisa
memberikan pengajaran secara ekslusif melalui FX Trader's EDGE. Uniknya, Jody
mengusung kemampuan berbisnis dan pembentukan kebiasaan sebagai konsep ilmu
trading yang ia ajarkan. "Dengan mengajarkan tentang nuansa berbisnis dan
bagaimana kita melihat siklus market akan membuat perbedaan yang berarti untuk
hasil trading," demikian menurutnya.
Elliot Wave Adalah Serpihan Trading Yang Hilang
Jody Samuels pertama kali diperkenalkan dengan Elliot Wave oleh salah satu analis teknikal saat masih
bekerja sebagai trader institusional. Ia begitu terkesima dengan penjelasan
sang analis tentang bias harian beserta hitungan Elliot Wave dan teknik-teknik
lain yang mampu dijabarkannya. Selepas dari pekerjaannya di bank, Jody
mempelajari dan menguasai teknik analisis dengan Elliot Wave untuk keperluan
tradingnya sendiri. Saking cintanya Jody dengan Elliot Wave, ia tak bisa lepas
dari penggunaan Elliot Wave setiap kali bertrading.
Tak hanya menggunakan Elliot Wave untuk
keperluannya sendiri, Jody juga mengajarkan cara analisanya pada trader lain
yang berada di bawah bimbingannya. Seringkali, trader-trader yang diajarinya
menganggap Elliot Wave sebagai "serpihan yang hilang". Dalam artian
lain, jika
kita menganggap trading sebagai suatu puzzle yang misterius, maka Elliot Wave
adalah kepingan yang mampu memecahkan persoalan tersebut. Jody secara eksplisit menyatakan bahwa,
"Analisis Elliot Wave dapat digunakan sebagai lapisan atas dari strategi
apapun yang digunakan trader untuk mencari titik entry dan exit. Teknik ini
juga berfungsi sebagai peta, yang mempermudah trader untuk mengenali target dan
melihat gambaran pergerakan harga secara garis besar."
Trader Pria Dan Wanita
Sebenarnya Sama Saja
Jody Samuels hanya menyebut "intuisi"
sebagai satu-satunya hal yang membedakan trader pria dan wanita. Menurutnya,
trader wanita lebih peka dalam berintuisi untuk memprediksikan naik turunnya
market. Walaupun ia sempat menyetujui kecenderungan para wanita untuk menjadi
trader yang lebih konservatif, namun ia juga tak menutup kemungkinan tentang
adanya trader wanita yang lebih agresif.
Hal ini cukup bertentangan dengan 2 trader wanita yang penah kita bahas
sebelumnya, Kathy Lien dan Valeria Bednarik. Mereka justru mengamini adanya perbedaan
antara trader pria dan wanita dalam hal pengambilan resiko, kesabaran, dan
konsistensi belajar. Lalu, apa alasan Jody Samuels untuk menentang anggapan
umum tersebut?
Lebih Baik Temukan Jalan Tengah
Dalam interview bersama FXStreet, Jody mengungkapkan ketidaksetujuannya
terhadap pandangan tentang para wanita yang berpotensi lebih sukses karena 3
hal, yaitu: cenderung menghindari resiko, bersabar, dan lebih tekun belajar.
Terlalu menghindari resiko dianggapnya sebagai hal yang kurang menguntungkan.
"Saya tidak setuju jika semua wanita dianggap memiliki 3 hal tersebut.
Lagipula, terlalu menghindari resiko mungkin bisa menjamin karir trader dalam
jangka panjang, namun penting juga untuk menjadi pengambil resiko yang berani
dalam bisnis trading apapun, termasuk forex. Daripada terlalu menekankan sikap
yang konservatif, lebih baik mencari jalan tengah antara sikap konservatif dan
agresif." demikian pendapatnya.
Untuk bisa mencapai
perolehan yang optimal dan perhitungan resiko yang realistis, trader sebaiknya
menemukan jalan tengah antara sikap konservatif dan agresif
Jody juga menambahkan ketidakyakinannya terhadap opini yang menyebutkan bahwa
trader wanita bisa lebih bersabar dari trader pria. Kenyataannya, ia banyak
mengenal trader pria yang memiliki kesabaran jauh lebih baik dari para wanita.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa setiap trader memiliki cara belajarnya
masing-masing. "Kita tidak bisa mengkotak-kotakkan kemampuan belajar
trader dari gendernya. Sebagai contoh, saya telah banyak mengajar trader wanita
yang sangat rajin dalam belajar, juga trader pria yang tekun dan teliti."
demikian sebutnya.
Kesuksesan Tergantung Dari Niat
Jody Samuels berbicara dari pengalaman, bahwa 3 hal yang dapat menjadi penentu
kesuksesan trader tidak dibedakan dari penggolongan gender. "Jika seorang
trader sudah berniat untuk sukses, maka ia, tidak peduli apapun gendernya, akan
berusaha sebaik mungkin untuk belajar, berlatih, dan mengembangkan
dirinya." begitulah pendapatnya.
Pelajaran Dari Jody
Samuels
Dari kisah dan pengalaman Jody di atas, ada 4
hal yang bisa kita jadikan pelajaran:
- Kepercayaan diri adalah faktor penting untuk membangun keberhasilan. Jody Samuels berhasil bangkit dari keragu-raguannya saat bertransisi menjadi trader retail, dan menemukan semangat untuk belajar lagi dengan para mentor trading. Menemukan pembimbing yang tepat adalah unsur terpenting karena trader retail memang memerlukan panduan dari seorang ahli, bahkan untuk seukuran Jody Samuels yang sebelumnya telah berpengalaman sebagai trader institusional.
- Temukan suatu metode analisis, lalu pahami, pelajari, dan kuasai tekniknya. Satu hal yang selalu konsisten diterapkan oleh Jody Samuels adalah analisis Elliot Wave. Anda bisa memilih untuk menjadi pengikut Elliot Wave, atau mencari strategi lain yang dirasa lebih cocok. Yang terpenting, strategi acuan Anda harus benar-benar Anda mengerti dan kuasai.
- Cari titik keseimbangan untuk mengontrol emosi dan menemukan gaya bertrading. Ketakutan atau keserakahan yang terlalu berpengaruh akan memberikan efek buruk. Anda dapat menkondisikan emosi Anda untuk berada dalam posisi yang netral, agar tak ada yang terlalu mendominasi di antara keduanya. Begitu pula dengan gaya trading. Terlalu berani mengambil resiko akan mengantarkan Anda lebih cepat pada margin call, namun terlalu sering menghindarinya juga tak akan membawa progres yang menjanjikan. Untuk itu, mencari titik temu antara sikap konservatif dan agresif dapat menjadi solusi yang dapat diandalkan.
- Gender tidak ada hubungannya dengan potensi kesuksesan; keyakinan dan usaha-lah yang menjadi penentu. Untuk calon trader yang ingin meraih sukses di trading forex, tak perlu melihat gender sebagai indikator keberhasilan. Cukup jalani prosesnya dengan penuh keyakinan dan usaha, maka hasilnya akan berbuah manis.
Sumber asli: seputarforex.com/artikel/forex/
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete